Belahan Hati: Sebuah pendapat sederhana tentang poligami

31 Juli 2009

1

Sebuah pendapat sederhana tentang poligami

Setelah membaca web blog seorang sahabat karib yang bercerita tentang seorang temannya yang memilih bercerai karena tak mau di poligami oleh sang suami setelah bertahun-tahun menikah, aku menjadi terdiam.
Dan muncul sebuah pemahaman baru, antara takdir, jalan hidup dan sebuah pilihan. Wallahualam

Bisa jadi Mungkin ini takdir serta bagian dari jalan hidupnya yang tak pernah diduga sebelumnya. Tak ada yang mau dijadikan madu ketika mengarungi awal dari sebuah kapal bernama rumah tangga. Milikku adalah milikku... Lantas bagaimana jika tiba-tiba.. paham itu berubah??

Ketika diruntut kejadian poligami, pasti berawal dari sebuah proses selingkuh.. selingkuh mata, hati dan pikiran. Ketika hati tak lagi bisa berhenti berpikir seseorang yang lain, atau berdetak kuat ketika berjumpa...
Tuhan telah merancang, merencanakan semuanya secara detail terperinci . Takkan ada yang terlewat ataupun terlupa.

Jadi bisa dibilang ini takdir yang selalu menjadi misterius dan harus dijalani...
Poligami ketika berbalut nafsu dan agama, rasanya seperti kejam... sangat kejam... Bukankah sang Nabi menjalani 25 tahun rumah tangga dengan setia kepada Khadijah... yang terpaut jauh dari umur sang Nabi dan meninggal dengan cinta sang Nabi yang sangat dahsyat????

Rasanya tak adil ketika cinta harus berbagi atau lebih tepatnya terpaksa berbagi... hanya lantaran keegoisan berbalut agama...Bisa jadi lantaran masa lalu yang tak terselesaikan dengan tuntas.. sehingga figur wanita yang dicinta telanjur terpatri kuat dalam ingatan dan hati. Entahlah.

Janji surgapun tak sanggup membuat hati seorang wanita bertahan dalam poligami. Bukankah surga menjadi indah ketika ada rasa dicintai, keikhlasan dan menjadi tanggung jawab pribadi??

Seorang teman memilih bercerai, itupun pilihannya, karena tak ada yang bisa menjamin bahwa dia akan tetap merasakan bahagia jika harus berbagi. Bahkan suaminya pun tidak..

Terinsipirasi potongan film KCB yang menjadikan sebuah pemikiran dewasa seorang penulis untuk jadi mahar pernikahan... “ Jika aku masih sanggup dan mampu melakukan tugasku sebagai istri... maka aku tak ingin berbagi ... "
Sungguh hidup terasa indah dalam cinta hingga akhir hayat..

1 komentar:

adnanb mengatakan...

Kelab Poligami Ikhwan
Kelab Poligami Ikhwan